Read it ! :)
Pertama dan
Terakhir
Pagi ini,bisa di
katakan aku datang terlambat.Eitss,bukan datang terlambat pukul tujuh
lewat,biasanya aku berangkat ke sekolah pukul setengah tujuh kurang 10
menit.Tiba di sekolah pukul setengah tujuh pas.Tapi hari ini aku berangkat pukul
setengah tujuh.Jadi nyampenya pukul setengah tujuh lewat.
Jam
segini sekolah sudah ramai.Tempat parkir pun nyaris penuh.Murid-murid lainnya
sudah mejeng dimasing-masing pintu kelas.Dan yang lainnya,duduk di kursi sibuk
membuat PR.Yap,adat istiadat dari nenek moyang tercinta.Warisan leluhur yang
tidak boleh hilang di kalangan pelajar.Serta kebiasaan yang harus di curi oleh
negara tetangga.
“Sintia
!”seseorang memanggilku.
“Iya
?”toleh ku.
Aku
pun menghampiri orang itu.Ia memegang sebuah amplop putih.Wajahnya pucat.Hari
ini ia sepertinya sakit.
“Sin,boleh
minta tolong gak ?”pintanya.
“Ada
apa,Vin ? Kok muka lho pucat ?”tanyaku.Namanya Vina,siswi kelas X.4,lalu ia ,memberikan
amplop itu padaku.Tangannya bergetar.
“Gue
gak sakit kok.Cuman capek aja kemarin olah raga.Oh ya,tolong berikan ini ke
orang itu ya ?”Vina menunjuk ke ujung koridor.Tepatnya di depan kelas
X.6.Disana ada seorang laki-laki berdiri memakai headphone,sibuk
mengangguk-anggukkan kepalanya,dan mengotak-ngatik handphone nya.
Aku
pun menerima amplop itu.Berjalan ke ujung koridor.Laki-laki itu memiliki tubuh
yang jangkung.Seragamnya rapi dan lengkap.Hidungnya mancung,matanya agak sipit,
wajahnya pun bersih.Tak ada noda,bahkan tahi lalat pun tak ada.Bisa
dikatakan,ia cukup tampan.
“Hei
!”panggilku.
“Hei
!!”panggilku lagi.Ia tetap tak menjawab.
Aku lupa,kalau ia sedang memakai
headphone.
“Hei,kamu
!!!”panggilku lagi sambil menepuk bahunya.
“Apaan
sih ?”ketusnya.Ia melepaskan headphone nya.
“Ini
amplop dari Vina.”jawab ku polos.
Ia
menerima amplop itu,kemudian membukanya.Didalamnya,terdapat selembar kertas.Aku
mencondongkan kepalaku untuk melihat tulisan di kertas itu.
“Kepo
banget sih lho ? Mau tau aja urusan orang !”lagi-lagi orang itu berbicara
ketus.Iya,aku memang kepo,pengen tau urusan orang !
“Emang,segitu
privacy nya ya ?”dan aku lebih ketus darinya.
Ia
tak menjawab.Ia tidak perduli dengan keketusanku.Ia membaca surat itu sambil
memasang wajah-wajah orang serius.Terlihat sangat jelek dengan wajah seperti
itu.Gerakan matanya membaca surat dari atas sampai bawah itu menambah
kejelekannya.Setelah itu,ia melipat kertasnya,kemudian memasukkan ke dalam
amplop.
“Nih,balikin
sama yang ngasih.”gayanya sok memerintah.
Akupun
berbalik mengambil amplop itu,dan menghampiri Vina.Ternyata Vina sedang piket
kelas.
“Vin,nih
amplop nya ! tuh orang nyuruh gue ngebalikin sama yang ngasih.”ketusku. Vina
menghampiriku.
“Kok
di balikin sih ? Kasih lagi dong,Sin ?”pinta Vina dengan memasang muka
memelas,seperti pengemis yang meminta uang dengan alasan tak makan dua
minggu.Dan aku paling tidak suka melihat tampang memelas,tampang yang lebih
jelek dari pada tampang orang yang membaca kertas tadi dengan serius.
“Emang
nih amplop apaan sih ?”tanyaku dengan rasa penasaran.
“Ehm...”Vina
sambil menggaruk-garuk kepalanya.”Ada deh.”lanjutnya.Jawaban yang sangat
menyebalkan.Padahal Vina tau kalau aku tipe orang yang pengen tau urusan orang.
“Entar gue kasih tau deh !”lanjutnya lagi.Salah duga,ternyata Vina tau kalau
aku pengen tau. Hahahahahaha...
Lagi-lagi
aku harus menghampiri orang itu lagi.Dia masih sibuk dengan headphone serta
handphonenya.Kepalanya pun mengangguk-angguk mirip ayam yang lagi makan beras
di teras rumah.Orang tak jelas.
“Hehh
!!”kataku sambil menepuk bahunya dengan keras.
“Apaan
lagi sih ? gangguin aja !”bentaknya.
Aku benci di bentak !
“Jadi
lho pikir gue mau gitu gangguin elo ? Pede tingkat dewa banget.Asal lho tau aja
ya,gue gak bakal mau nyamperin lho kalo gak di suruh sama Vina.!!”nyerocos ku
tak karuan. Orang-orang di sekitar pun memperhatikanku.Ya,aku tau sedang di
lihat bersama pikiran negatif-negatif mereka.Mereka pasti berpikir kalo aku
lagi berantem sama cowok-gak-tau-sopan-santun-ini.
Laki-laki
itu ternyata sadar juga jika ia sedang di perhatikan.Dengan cepat ia pun
mengambil amplop itu dari tanganku.Kemudian memasukkannya ke dalam kantong
celana.
“Ngapain
lagi lho di sini ? kertasnya udah gue ambil,lho pergi sono gih !”usirnya
seolah-olah diriku kucing yang baru ketahuan nyolong ikan di dapur.
“Bisa
gak sih,lo ngomong sopan santun sama cewek ?”kataku dengan gaya bicara sedikit
sinis,bahkan sangat sinis dan mata yang agak di sipitkan.
Ia
tak menjawab.
“Lho
cowok atau cewek sih ?”bentakku.
Laki-laki
itu melihatku,ia tersenyum sinis.”Yang lho liat sekarang cewek atau cowok
?”jawabnya ketus.Orang ini benar-benar membuatku naik darah.Rasanya pengen di
injek-injek mukanya,terus di lempar ke rasi bintang palingggggg pahit !
Dengan
kesal,aku berbalik badan kemudian masuk ke kelas.Jangan sampai aku harus
bertemu dengan orang itu lagi.Si-cowok-gak-tau-sopan-santun-sama-sekali.Anak
siapa sih dia ? Niat aku kan baik banget ? cuman ngasih amplop ke dia,malah aku
yang di marahin.Di bikin malu,terus dibentak-bentak depan umum.
***
“Tettt...Tettt...Tettt...”
Bel
pulang akhirnya berbunyi juga.Pulang ini,aku harus langsung menghempaskan
tubuhku ke tempat tidur.Istirahat setelah sekian jam belajar.Melupakan tentang
cowok-gak-tau-sopan-santun-itu.Kalo ingat wajah dia,pengen di jitak kepalanya.
“Sin,gue
duluan ya.”ucap Vina.Ia langsung berlari menuju tempat parkir.Vina tidak
menceritakan apa yang harus ia ceritakan.Tentang siapa ? siapa lagi kalau bukan
cowok-gak-tau-sopan-santun itu.
Dengan
lemas,aku berjalan menuju tempat parkir.aku merogoh tas jinjingku.Mencari kunci
motor.Kunci motor ku gak ada ?? aku pun membongkar tas di tengah jalan
itulah.Aku tau sedang di perhatikan.Peduli ?? Enggak ! kunci motor ku mana sih
??
Beberapamenit
tak menemukan kunci motor,aku membalik badan.Seseorang sedang jongkok,seperti
mengambil sesuatu di tanah.Aku perhatikan,Iya ! Dia memegang kunci motor ku !
Aku
berlari menghampiri orang itu.
“Itu
kunci motor gue !”ucapku.Orang itu menatapku dan mengangkatkan alisnya sebelah.
“Punya
lho ?”tanya orang itu.Si-cowok-gak-tau-sopan-santun-itu.
Aku
mengangguk.Kali ini aku tidak melawannya atau membentaknya.Berhubung
si-cowok-gak-tau-sopan-santun-itu juga punya tampang
cowok-gak-punya-perasaan,bisa-bisa dia gak mau balikin kunci motorku.
“Nih
!”ia melemparkan kunci motor itu padaku.”Lain kali hati-hati !”lanjutnya.
Ia
pergi begitu saja.Setidaknya aku tidak perlu berterima kasih padanya.Cowok
seperti itu memang tidak pantas mendapatkan ucapan terima kasih.Dia cocoknya
dapet cacian dan makian dari orang-orang.Jahat banget sih gue ?
Sepertinya,aku
menginjak sesuatu.Aku jongkok untuk mengambil apa yang ku injak. Yap ! sebuah
amplop ! Aku ingat betul,ini amplop yang aku berikan padanya.Tapi kenapa bisa
jatuh ? Oh...dia tadi menaruh amplop itu di kantong celana,mungkin saja
terjatuh.
Aku
berlari menghampiri orang itu.Namun,dia sudah pergi dengan motornya.
***
Penasaran,apa sih isi amplop ini
?kenapa coba dia gak mau nerimanya ? Ehm...buka gak ya isi nya ? Tapi ini kan
privacy banget.Mungkin menyangkut masalah keluarganya atau temannya.Kayaknya
sih,amplop ini gak ada kaitan dengan cinta-cinta an deh.
Enggak Sintia...lho gak boleh buka
barang orang sembarangan,Itu sama saja dengan maling.Lho emang kepo Sin,tapi
mending lho tanya langsung aja sama orangnya.Jangan kayak gini
caranya.Sintia,sabar !
***
Hari
ini,aku berangkat seperti biasa.Pukul setengah tujuh.Keadaan sekolah pun masih
sepi.Aku bisa berjalan seperti biasa menyusuri koridor sekolah.Oh ya,aku harus
mengembalikan amplop itu.Dia pasti kemarin sibuk mencarinya.Itu kan salah dia
juga,naruh amplop penting gak hati-hati,Untung aku masih punya hati nurani,gak
sembarangan buka milik pribadi orang.
Di
ujung koridor,orang itu tak ada.Kemudian aku bertanya dengan siswa X.6.
Malahan,dia gak tau orang yang ku maksud.Padahal udah di jelasin,kemarin orang
itu berdiri di depan kelas X.6,sambil dengerin musik pake headphone.Tapi tak
seorang pun yang tau.ada yang bilang,kalo orang itu bukan siswa kelas X.6.Terus
kelas berapa dong ?
Bodohnya,saat
mereka nanya siapa nama orang itu,kok aku gak tau ? Kenapa kemarin gak nanya ?
tapi kalo aku nanya nama dia,pasti tuh orang pikir nya mace-macem.
Tak
menyerah,aku ke kelas Vina.Ku lihat,tas Vina gak ada di kelas.Mungkin ia belum
datang.Salah satu siswi di kelas itu,tau maksud ku.Dia bilang,Vina gak
masuk,katanya sih ijin ada urusan keluarga.
Urusan
apaan coba ?
Kenapa
Vina sama si-cowok-gak-tau-sopan-santun-itu gak datang ya ?Aku juga belum
pernah melihat cowok itu sebelumnya.
Aku
menuruni tangga.Entah mengapa,rasanya aku ingin melihat mading.Ada
seseorang,sepertinya ia kelas XII.Kakak itu menempelkan selembar kertas di
mading. Hidungnya merah,matanya berkaca-kaca.Sepertinya kakak itu habis
menangis.
Setelah
kakak kelas itu pergi,aku langsung menuju mading.Tepat di hadapanku,kertas
berwarna putih,terdapat foto seorang laki-laki,dengan senyumnya,orang itu
tampak ceria.Ia terlihat keren karna mengalungkan headphone nya.
Iya
! itu si-cowok-gak-tau-sopan-santun-itu.Ia tampak berbeda.Wajahnya seperti
orang yang bahagia,tidak ada tampang gak punya perasaan.
Tatapanku
terpaku pada tulisan dibawah foto itu.Bertuliskan “SELAMAT TINGGAL
SAHABAT,SEMOGA DIRIMU TENANG DI ALAM SANA”
Aku mengerti tulisan itu !
Orang
yang kemarin mencari masalah denganku,orang yang ku juluki
si-cowok-gak-tau-sopan-santun-itu dan cowok-gak-punya-perasaan,ternyata sudah
gak ada.Dia sudah berada di dunia lain.Pergi...dan tak akan kembali.
Aku
pun tahu,kenapa Vina begitu pucat saat memegang amplop itu.Dan kenapa ia tidak
masuk hari ini.Mungkin,dia sedang bersedih.Mungkin juga,ia dengan cowok itu
mempunyai hubungan darah.Karna Vina tau masalah yang di hadapinya.
Tanganku
masih memegang amplop itu.Tuhan,ijinkan aku membuka amplop ini. Perlahan,aku
membuka amplopnya,Lalu mengambil kertas yang ada di dalamnya.Membaca
seluruhnya.Aku baru tau,alasan kenapa dia menolak amplop itu.Isinya
menyatakan,Hendar Anugrah,positif terkena penyakit kanker otak stadium 4.
Kemarin,adalah
hari pertama kali aku bertemu dengannya.Dan hari terakhir aku bertemu dengannya.Jika
aku berada di posisinya,aku pun akan melakukan hal yang sama...
***THE
END***
Komentar
Posting Komentar